A.
Persebaran Fauna (Hewan) di Indonesia
Fauna
sering juga diartikan dunia hewan. Arti fauna adalah semua hewan yang hidup di
suatu daerah atau pada zaman tertentu, sedangkan uraian fauna Indonesia
terbatas pada zaman sekarang ini. Uraian fauna lebih ditekankan pada hewan
liar, sedangkan hewan yang dibudidayakan akan diuraikan pada peternakan. Suatu
daerah mempunyai ciri lingkungan tertentu yang berpengaruh terhadap jenis dan
kehidupan hewan. Indonesia mempunyai berbagai macam lingkungan sebagai wilayah
tempat hidup dan berkembangnya fauna. Pulau-pulau besar dan kecil yang
jumlahnya lebih dari 13.000 buah, perairan yang luasnya mencapai lebih dari
tiga juta kilometer persegi, dan terletak di sekitar khatulistiwa, merupakan
tempat tinggal dari berbagai jenis fauna.
Di
Indonesia terdapat lebih dari 500 jenis hewan menyusui (Mamalia), lebih dari
4.000 jenis ikan (Pisces), lebih dari 1.600 jenis burung (Aves), lebih dari
1.000 jenis hewan Reptil dan Amfibi, serta lebih dari 200.000 jenis serangga
(insecta). Jenis-jenis ikan meliputi ikan yang hidup di air tawar, air payau,
maupun air asin. Jenis-jenis serangga meliputi yang hidup di dalam tanah, di
tempat gelap, merayap di dalam kayu lapuk, maupun yang terbang. Di samping itu
masih banyak jenis cacing, lintah, siput, dan kerang.
1.
Asal Mula Fauna di Indonesia
Sejarah terbentuknya
daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada awal zaman es tersebut, suhu
permukaan bumi turun sehingga permukaan air laut menjadi turun. Pada masa itu,
wilayah Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu
dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran
Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga
masih berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan tersebut
menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat seperti Jawa,
Bali Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan dengan flora
di Benua Asia. Begitu pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian Timur
seperti Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai
kemiripan dengan flora dan fauna di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa
itu menjadi jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia.
Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air
laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan Jawa terpisah
dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan terakhir dari
Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan kemudian dari
Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari Semenanjung Malaka.
Seorang berkebangsaan
Inggris bernama Wallace mengadakan penelitian mengenai penyebaran hewan di
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hewan di Indonesia
bagian Barat dengan hewan di Indonesia bagian Timur. Batasnya di mulai dari
Selat Lombok sampai ke Selat Makasar. Oleh sebab itu garis batasnya dinamakan
garis Wallace. Batas ini bersamaan pula dengan batas penyebaran binatang dan
tumbuhan dari Asia ke Indonesia.
Di samping itu seorang
peneliti berkebangsaan Jerman bernama Weber, berdasarkan penelitiannya tentang
penyebaran fauna di Indonesia, menetapkan batas penyebaran hewan dari Australia
ke Indonesia bagian Timur. Garis batas tersebut dinamakan garis Weber.
Sedangkan daerah diantara
dataran Sunda dan dataran Sahul oleh para ahli biografi disebut daerah Wallace
atau daerah Peralihan. Mengapa disebut daerah Peralihan? Karena di daerah ini
terdapat beberapa jenis hewan Asia dan Australia, jadi merupakan daerah
transisi antara dataran Sunda dan dataran Sahul. Misalnya di daerah Sulawesi
juga terdapat hewan yang ada juga di Jawa, contohnya rusa dan monyet, sedangkan
di Halmahera juga ada burung Cendrawasih yang ada di Irian Jaya.
2. Pembagian
Fauna di Indonesia
Jenis-jenis dan persebaran hewan yang ada di
Indonesia mempunyai kaitan dengan sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia.
Indonesia bagian barat, yang meliputi Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan
pulau-pulau kecil di sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Asia.
Indonesia bagian timur, Papua, dan pulau-pulau di sekitarnya pernah menjadi
satu dengan Benua Australia. Indonesia bagian tengah, Pulau Sulawesi bersama
pulau di sekitarnya, Kepulauan Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku, merupakan
wilayah yang tidak termasuk Benua Asia maupun Australia.
Wilayah Indonesia kaya akan keanekaragaman fauna. Berbagai jenis fauna
yang meliputi :
a.
Mamalia (lebih dari 500 jenis)
b.
Kupu-kupu (lebih dari 100 jenis)
c.
Reptil (lebih dari 600 jenis)
d.
Burung (lebih dari 1.500 jenis
e.
Amfibi (lebih dari 250 jenis)
Terdapat beberapa pembagian wilayah persebaran fauna
di Indonesia, antara lain :
a. Pembagian Fauna Menurut Wallace (1910)
Pada tahun 1910 (tiga tahun sebelum ia wafat),
Wallace dengan mempertimbangkan keunggulan bentuk fauna Asia di Sulawesi,
menyimpulkan bahwa fauna Sulawesi tampak demikian khas, sehingga Wallace
menduga bahwa Sulawesi dahulu pernah bersambung dengan Benua Asia maupun Benua
Australia. Wallace membuat garis yang ditarik dari sebelah timur Filipina,
melalui Selat Makassar dan antara Bali dan Lombok yang dikenal dengan Garis
Wallace dengan kemudian Wallace menggeser garis yang telah ditetapkan
sebelumnya ke sebelah timur Sulawesi (Wallace, 1910). Sulawesi merupakan daerah
peralihan antara fauna Asia dengan fauna Australia.
Wallace mengelompokkan jenis fauna di
Indonesia menjadi tiga, yaitu:
1). Fauna Asiatis (Tipe Asia)
Menempati bagian barat Indonesia sampai Selat
Makassar dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui
yang besar seperti:
a) Tapir terdapat di
Sumatra dan Kalimantan,
b) Banteng terdapat di
Jawa dan Kalimantan,
c) Kera gibon terdapat di
Sumatra dan Kalimantan,
d) Mawas (orang hutan),
yaitu jenis kera besar dan tidak berekor, hewan ini banyak terdapat di
hutan-hutan Sumatra Utara dan Kalimantan,
e) Beruang terdapat di
Sumatra dan Kalimantan,
f) Badak terdapat di
Sumatra dan Jawa (bercula dua),
g) Gajah terdapat di
Sumatra
(berpindah-pindah),
h) Siamang (kera berwarna
hitam dan tak berekor) terdapat di Sumatra,
i)
Kijang badannya berwarna kemerah-merahan
terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan Lombok,
j)
Harimau loreng terdapat di Jawa dan Sumatra, sedangkan harimau
kumbang dan tutul terdapat di Jawa, Bali, dan Madura,
k) Kancil adalah kijang
kecil banyak terdapat di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan,
l)
Trenggiling banyak terdapat di Sumatra,
Kalimantan, Jawa, dan Bali, dan
m) Jalak Bali terdapat di
Bali, dan burung merah terdapat di Jawa.
n) Di daerah ini juga
ditemui jenis hewan lain, seperti kancil pelanduk (terdapat di Sumatra, Jawa,
dan Kalimantan), singa, mukang (terdapat di Sumatra, dan Kalimantan), dan ikan
lumba-lumba (terdapat di Kalimantan).
Tabel 2. 1 Persebaran Fauna Asiatis (Tipe Asia)
Sumatera
|
Kalimantan
|
Jawa
|
Tapir, orang hutan,
beruang , kera gibon , badak (bercula dua), harimau loreng , gajah, siamang (kera berwarna hitam dan tak berekor) , kijang, kancil, kancil pelanduk, singa dan mukang
|
tapir, orang hutan, beruang ,kera gibon, banteng, kancil , kancil
pelanduk , singa, mukang, ikan lumba-lumba
|
Badak
(bercula
dua), dan harimau loreng, kijang , harimau
kumbang dan tutul , kancil , burung merah, kancil
pelanduk
|
madura
|
Bali
|
lombok
|
harimau
kumbang dan tutul
|
kijang
, harimau kumbang dan tutul, jalak Bali
|
kijang
|
2). Fauna tipe Australia
Menempati bagian timur Indonesia meliputi Papua
dan pulau-pulau di sekitarnya. Di daerah ini tidak didapatkan jenis kera,
binatang menyusuinya kecil-kecil dan jumlahnya tidak banyak.
Hewan-hewan di Indonesia bagian timur mirip
dengan hewan Australia. Jenis hewan tipe Australia, antara lain sebagai
berikut.
a) Burung, terdiri atas
cenderawasih, kasuari, nuri dan raja udang.
b) Amfibi, terdiri atas
katak pohon,
katak terbang, dan katak air.
c) Berbagai jenis
serangga.
d) Berbagai jenis ikan.
e) Mamalia, terdiri atas
kanguru, walabi, beruang, nokdiak (landak Papua), opossum laying (pemanjat
berkantung), kuskus, dan kanguru pohon.
f) Reptilia, terdiri atas buaya,
biawak, kadal, dan kura-kura.
3). Fauna peralihan
Menempati di antara Indonesia timur dan
Indonesia barat, misalnya di Sulawesi terdapat kera (fauna Asiatis) dan
terdapat kuskus (fauna
Australia). Di samping itu terdapat hewan yang
tidak didapatkan baik tipe Asiatis maupun tipe Australia. Fauna Indonesia yang
tergolong tipe peralihan adalah sebagai berikut.
a) Mamalia, terdiri atas
anoa, babi rusa, kuskus, monyet hitam, sapi, banteng, dan kuda.
b) Reptilia, terdiri atas
biawak, komodo, kura-kura, dan buaya.
c) Amfibi, terdiri atas
katak pohon, katak terbang, dan katak air.
d) Berbagai macam burung,
terdiri atas maleo, kakaktua, nuri, merpati, burung dewata, dan angsa.
Di antara fauna yang terdapat di wilayah
Indonesia bagian tengah terdapat fauna yang khas Indonesia dan tidak dijumpai
di daerah lain serta termasuk hewan langka, antara lain anoa (mirip lembu)
terdapat di Sulawesi; biawak komodo terdapat di Pulau Komodo, Nusa Tenggara;
burung maleo terdapat di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe.
b. Pembagian Fauna Menurut Weber
Banyak ahli yang melakukan telaah tentang
persebaran jenis hewan di Indonesia dengan membuat garis batas yang
berbeda-beda. Salah satu ahli adalah Weber, ia menentukan batas dengan imbangan
perbandingan hewan Asia dan Australia 50 : 50. Weber menggunakan burung dan
hewan menyusui sebagai dasar analisisnya, tetapi tidak setiap binatang yang
dijadikan dasar memiliki garis batas yang sama.
Contohnya, hewan melata dan kupu-kupu Asia
menembus lebih jauh ke arah timur daripada burung dan siput. Garis batas antara
Indonesia bagian barat dengan bagian tengah disebut garis Wallace dan garis
batas antara Indonesia bagian timur dengan bagian tengah disebut garis Weber.
Gambar 2.1
Peta Pembagian Wilayah Indonesia Menurut Garis Wallace dan Garis Weber
Keterangan :
Garis
Wallace membatasi Fauna Asiatis dengan Fauna Peralihan
Garis
Weber membatasi Fauna Australis dengan Fauna Peralihan.
B. Persebaran
Tumbuhan (Flora) di Indonesia
Flora sering diartikan sebagai dunia tumbuh-tumbuhan. Arti
flora adalah semua tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu daerah pada zaman
tertentu. Keanekaragaman flora Indonesia tergolong tinggi jumlahnya di dunia,
jauh lebih tinggi dari flora yang ada di Amerika dan Afrika. Demikian pula jika
dibandingkan dengan daerah-daerah yang beriklim sedang dan dingin. Jenis flora
yang terdapat di Indonesia secara keseluruhan kurang lebih 25.000 jenis atau
lebih dari 10% dari flora dunia. Lumut dan ganggang kurang lebih 35.000 jenis.
Tidak kurang dari 40% dari jenis-jenis ini merupakan jenis endemik, atau jenis
yang hanya terdapat di Indonesia. Jumlah marga endemik yang ada di Indonesia
ada 202 jenis, 59 di antaranya terdapat di Kalimantan.
Dari semua jenis flora yang ada suku anggrek (orchidaceae)
merupakan suku yang terbesar. Volume kayu yang bernilai niaga yang terdapat di
hutan seperti Kalimantan diperkirakan sebanyak 40 –
400 m3 per hektar. Keanekaragaman hayati Indonesia yang jumlahnya cukup tinggi
tersebut, baru sekitar 6.000 spesies tumbuhan, 1.000 spesies hewan, dan 100
spesies jasad renik yang telah diketahui potensinya dan dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia untuk menunjang kebutuhan hidupnya.
Spesies-spesies asli yang telah berhasil
dibudidayakan untuk menjamin kebutuhan pangan kita antara lain adalah padi,
tebu dan pisang, untuk kesehatan kunyit dan jahe, serta untuk bahan bangunan
adalah bambu dan kayu sungkai. Spesies-spesies pendatang yang sudah
diperkenalkan puluhan tahun yang lalu dan merupakan komoditi ekspor penghasil
devisa antara lain teh, kopi, tembakau, coklat, dan karet.
Di samping yang telah dibudidayakan, banyak
spesies yang telah dimanfaatkan meskipun masih hidup liar di hutan-hutan
Indonesia, antara lain tumbuhan obat pasak bumi, kepuh, kedawung, dan temu
hitam yang dipanen dari populasi alami. Hutan kita pun dihuni oleh kerabat liar
tanaman budi daya seperti durian hutan, rambutan hutan, tengkawang, serta
rotan.
Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia dipengaruhi
oleh:
1. Indonesia terletak di
kawasan tropik yang mempunyai iklim yang stabil.
2. Indonesia terletak di
antara dua benua yaitu Asia dan Australia, artinya Kepulauan Indonesia
dilintasi oleh dua pusat persebaran biota Asia dan Australia.
3. Luas Kepulauan
Indonesia, yang memungkinkan adanya berbagai spesies hewan, dan tumbuhan yang
hidup di dalamnya.
1. Perwilayahan
Flora Indonesia
a.
Flora di Daerah Paparan Sahul
Flora di daerah Paparan Sahul adalah flora di daerah Irian Jaya,
yang terdiri atas tiga macam, sebagai berikut;
1) Pohon sagu, pohon
nipah, dan mangrove.
2) Hutan hujan tropik.
3) Jenis Pemetia Pinnata
(motea).
b. Flora di Daerah
Peralihan
Di Sulawesi terdapat 4.222 jenis flora yang
berkerabat dekat dengan wilayah lain yang relatif kering di Filipina, Maluku,
Nusa Tenggara, dan Jawa. Flora di daerah peralihan yang berada di habitat
pantai, dataran rendah dan ultra basis lebih mirip dengan flora Irian dan jenis
tumbuhan gunung mirip dengan yang ada di Kalimantan.
Flora Sulawesi menunjukkan percampuran antara
Indonesia bagian barat dengan bagian timur. Jenis flora di Sulawesi banyak yang
mempunyai kesamaan dengan wilayah kering di Jawa, Maluku, dan Nusa Tenggara,
sedangkan flora dataran rendah di Sulawesi banyak yang mirip dengan flora
dataran rendah di Papua.
c.
Flora di Daerah Paparan Sunda
Flora di daerah paparan Sunda adalah flora di
wilayah Sumatra yang terdiri atas tiga macam, yaitu:
1) Flora endemik, contoh
bunga Rafflesia Arnoldi.
2) Flora di pantai timur
terdiri atas mangrove dan rawa gambut.
3) Flora di pantai barat
terdiri atas bermacam-macam vegetasi di antaranya meranti-merantian, kemuning,
rawa gambut, hutan rawa air tawar, dan rotan.
4) Flora di Kalimantan
memiliki kesamaan dengan flora di Sumatra, yaitu hutan hujan tropik, hutan
gambut, dan hutan mangrove.
Secara garis besar, pembagian flora Indonesia
oleh Prof. C.G.G.J. Van Steenis (1950) adalah seperti pada gambar di
bawah. Garis Wallace membatasi antara flora Indonesia bagian barat
dengan bagian timur, sedangkan garis Zollinger memberikan batas di Indonesia
bagian timur yang mempunyai musim kemarau panjang, yaitu di Kepulauan Nusa
Tenggara.
Gambar 2.2
Peta perwilayahan flora Indonesia
2. Persebaran Tumbuhan
di Indonesia Berdasarkan Iklim dan Keadaan Daerah
Persebaran tumbuh-tumbuhan menurut lingkungan
geografi berdasarkan iklim dan keadaan daerah di Indonesia adalah sebagai
berikut.
a. Hutan
Mangrove
Hutan mangrove atau hutan pasang, hutan ini
khas bagi daerah pantai tropik, ciri tumbuhan ini mempunyai akar napas yang
tergantung dari batang, benih tumbuhan dapat mengapung di air laut selama
beberapa bulan, sehingga masih dapat tumbuh setelah terdampar di daratan.
Terdapat gejala vivipari, yaitu perkecambahan
biji pada tumbuhan induk. hutan yang tumbuh di pantai yang berlumpur.Hutan ini banyak terdapat di pantai timur Pulau Sumatra
dan daerah pantai Kalimantan Tengah, dan Papua, dan sebagian besar daerah
pantai di seluruh dunia.
b. Hutan
Lumut (Tundra)
Hutan lumut, terdapat di pegunungan-pegunungan
tinggi yang selalu tertutup kabut karena letaknya sangat tinggi dari permukaan
laut, sehingga udaranya sangat lembap dan suhunya rendah sekali. Hutan lumut
terdiri atas pohon-pohonan yang ditumbuhi dengan lumut, misalnya di pegunungan
tinggi di Papua, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa.
c. Hutan Rawa
Hutan rawa, meliputi daerah yang cukup luas di
Indonesia. Hutan rawa air tawar tidak menghasilkan kayu yang baik, tetapi
tanahnya dapat dimanfaatkan sebagai tanah pertanian. Hutan rawa gambut dapat
menghasilkan kayu, salah satunya ialah kayu ramin. Hutan rawa gambut banyak
terdapat di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
d. Hutan Musim
Terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi
dan memiliki perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada
musim kemarau pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau
kembali. Jenis hutan ini sering disebut dengan
hutan homogen, karena tumbuhannya hanya terdiri atas satu pohon. Hutan ini
bercirikan gugurnya daun-daun pada musim kemarau (meranggas). Sebagai contoh
ialah hutan jati, cemara, dan pinus. Jenis hutan ini banyak terdapat di
Indonesia bagian tengah, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sampai Nusa Tenggara.
e. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis merupakan hutan rimba yang
memiliki pohon-pohon yang lebat. Jenis hutan ini banyak terdapat di daerah
hutan tropis atau daerah yang mengalami hujan sepanjang tahun. Hutan ini sering
disebut dengan hutan heterogen, karena tumbuhannya terdiri bermacam-macam jenis
pohon.
Terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia
beriklim tropis dan dilalui garis khatulistiwa sehingga Indonesia banyak
memperoleh sinar matahari sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur
udara tinggi.Jenis hutan ini banyak terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan
Papua.
f.
Stepa
Stepa, adalah padang rumput yang cukup luas. Terdapatnya
stepa di Indonesia disebabkan curah hujan sudah banyak turun di bagian barat
seperti Sumatra dan Jawa Barat, sehingga angin musim yang membawa hujan dari
arah Asia sudah kering setelah sampai di daerah
ini. padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah
hujannya sangat sedikit atau rendah.
Curah hujan yang ada hanya cukup untuk tumbuhnya
tumbuh-tumbuhan jenis rumput yang tidak terlalu banyak membutuhkan air. Daerah yang terdapat stepa ini antara
lain Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur.
g. Sabana
Sabana memiliki ciri daerah padang rumput yang
luas dengan diselingi adanya pohon-pohon atau semak-semak di sekitarnya. Daerah
ini mengalami musim kemarau yang panjang dan bersuhu panas.
Terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana beru-
pa padang rumput yang diselingi pepohonan yang bergerombol Di Indonesia terdapat di Nusa Tenggara, Madura, dan di
dataran tinggi Gayo (Aceh). Wilayah ini digunakan untuk peternakan, seperti
sapi, kuda, dan kambing.
nggak ada peta lansung penunjukan nama flora dan letak daerahnya??
BalasHapusthanks infonya..
BalasHapusThank's gan infonya !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id