Senin, 04 Juni 2012

Persebaran Hewan Dan Tumbuhan di Indonesia

A.  Persebaran Fauna (Hewan) di Indonesia

Fauna sering juga diartikan dunia hewan. Arti fauna adalah semua hewan yang hidup di suatu daerah atau pada zaman tertentu, sedangkan uraian fauna Indonesia terbatas pada zaman sekarang ini. Uraian fauna lebih ditekankan pada hewan liar, sedangkan hewan yang dibudidayakan akan diuraikan pada peternakan. Suatu daerah mempunyai ciri lingkungan tertentu yang berpengaruh terhadap jenis dan kehidupan hewan. Indonesia mempunyai berbagai macam lingkungan sebagai wilayah tempat hidup dan berkembangnya fauna. Pulau-pulau besar dan kecil yang jumlahnya lebih dari 13.000 buah, perairan yang luasnya mencapai lebih dari tiga juta kilometer persegi, dan terletak di sekitar khatulistiwa, merupakan tempat tinggal dari berbagai jenis fauna.
Di Indonesia terdapat lebih dari 500 jenis hewan menyusui (Mamalia), lebih dari 4.000 jenis ikan (Pisces), lebih dari 1.600 jenis burung (Aves), lebih dari 1.000 jenis hewan Reptil dan Amfibi, serta lebih dari 200.000 jenis serangga (insecta). Jenis-jenis ikan meliputi ikan yang hidup di air tawar, air payau, maupun air asin. Jenis-jenis serangga meliputi yang hidup di dalam tanah, di tempat gelap, merayap di dalam kayu lapuk, maupun yang terbang. Di samping itu masih banyak jenis cacing, lintah, siput, dan kerang.
1.  Asal Mula Fauna di Indonesia
Sejarah terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada awal zaman es tersebut, suhu permukaan bumi turun sehingga permukaan air laut menjadi turun. Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga masih berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat seperti Jawa, Bali Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan dengan flora di Benua Asia. Begitu pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan flora dan fauna di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa itu menjadi jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia. Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari Semenanjung Malaka.
Seorang berkebangsaan Inggris bernama Wallace mengadakan penelitian mengenai penyebaran hewan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hewan di Indonesia bagian Barat dengan hewan di Indonesia bagian Timur. Batasnya di mulai dari Selat Lombok sampai ke Selat Makasar. Oleh sebab itu garis batasnya dinamakan garis Wallace. Batas ini bersamaan pula dengan batas penyebaran binatang dan tumbuhan dari Asia ke Indonesia.
Di samping itu seorang peneliti berkebangsaan Jerman bernama Weber, berdasarkan penelitiannya tentang penyebaran fauna di Indonesia, menetapkan batas penyebaran hewan dari Australia ke Indonesia bagian Timur. Garis batas tersebut dinamakan garis Weber.
Sedangkan daerah diantara dataran Sunda dan dataran Sahul oleh para ahli biografi disebut daerah Wallace atau daerah Peralihan. Mengapa disebut daerah Peralihan? Karena di daerah ini terdapat beberapa jenis hewan Asia dan Australia, jadi merupakan daerah transisi antara dataran Sunda dan dataran Sahul. Misalnya di daerah Sulawesi juga terdapat hewan yang ada juga di Jawa, contohnya rusa dan monyet, sedangkan di Halmahera juga ada burung Cendrawasih yang ada di Irian Jaya.

2.  Pembagian Fauna di Indonesia
Jenis-jenis dan persebaran hewan yang ada di Indonesia mempunyai kaitan dengan sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia. Indonesia bagian barat, yang meliputi Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Asia. Indonesia bagian timur, Papua, dan pulau-pulau di sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Australia. Indonesia bagian tengah, Pulau Sulawesi bersama pulau di sekitarnya, Kepulauan Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku, merupakan wilayah yang tidak termasuk Benua Asia maupun Australia.
Wilayah Indonesia kaya akan keanekaragaman fauna. Berbagai jenis fauna yang meliputi :
a.         Mamalia (lebih dari 500 jenis)
b.        Kupu-kupu (lebih dari 100 jenis)
c.         Reptil (lebih dari 600 jenis)
d.        Burung (lebih dari 1.500 jenis
e.         Amfibi (lebih dari 250 jenis)
Terdapat beberapa pembagian wilayah persebaran fauna di Indonesia, antara lain :
a.  Pembagian Fauna Menurut Wallace (1910)
Pada tahun 1910 (tiga tahun sebelum ia wafat), Wallace dengan mempertimbangkan keunggulan bentuk fauna Asia di Sulawesi, menyimpulkan bahwa fauna Sulawesi tampak demikian khas, sehingga Wallace menduga bahwa Sulawesi dahulu pernah bersambung dengan Benua Asia maupun Benua Australia. Wallace membuat garis yang ditarik dari sebelah timur Filipina, melalui Selat Makassar dan antara Bali dan Lombok yang dikenal dengan Garis Wallace dengan kemudian Wallace menggeser garis yang telah ditetapkan sebelumnya ke sebelah timur Sulawesi (Wallace, 1910). Sulawesi merupakan daerah peralihan antara fauna Asia dengan fauna Australia.

Wallace mengelompokkan jenis fauna di Indonesia menjadi tiga, yaitu:
1). Fauna Asiatis (Tipe Asia)
Menempati bagian barat Indonesia sampai Selat Makassar dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui yang besar seperti:
a)      Tapir terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
b)      Banteng terdapat di Jawa dan Kalimantan,
c)      Kera gibon terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
d)     Mawas (orang hutan), yaitu jenis kera besar dan tidak berekor, hewan ini banyak terdapat di hutan-hutan Sumatra Utara dan Kalimantan,
e)      Beruang terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
f)       Badak terdapat di Sumatra dan Jawa (bercula dua),
g)      Gajah terdapat di Sumatra (berpindah-pindah),
h)      Siamang (kera berwarna hitam dan tak berekor) terdapat di Sumatra,
i)        Kijang badannya berwarna kemerah-merahan terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan Lombok,
j)        Harimau loreng terdapat di Jawa dan Sumatra, sedangkan harimau kumbang dan tutul terdapat di Jawa, Bali, dan Madura,
k)      Kancil adalah kijang kecil banyak terdapat di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan,
l)        Trenggiling banyak terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali, dan
m)    Jalak Bali terdapat di Bali, dan burung merah terdapat di Jawa.
n)      Di daerah ini juga ditemui jenis hewan lain, seperti kancil pelanduk (terdapat di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), singa, mukang (terdapat di Sumatra, dan Kalimantan), dan ikan lumba-lumba (terdapat di Kalimantan).

Tabel 2. 1 Persebaran Fauna Asiatis (Tipe Asia)
Sumatera
Kalimantan
Jawa
Tapir, orang hutan, beruang , kera gibon , badak (bercula dua), harimau loreng , gajah, siamang (kera berwarna hitam dan tak berekor) , kijang, kancil, kancil pelanduk, singa dan mukang
tapir, orang hutan, beruang ,kera gibon, banteng, kancil , kancil pelanduk , singa, mukang, ikan lumba-lumba
Badak (bercula dua), dan harimau loreng, kijang , harimau kumbang dan tutul , kancil , burung merah, kancil pelanduk
madura
Bali
lombok
harimau kumbang dan tutul
kijang , harimau kumbang dan tutul, jalak Bali
kijang

2).  Fauna tipe Australia
Menempati bagian timur Indonesia meliputi Papua dan pulau-pulau di sekitarnya. Di daerah ini tidak didapatkan jenis kera, binatang menyusuinya kecil-kecil dan jumlahnya tidak banyak.
Hewan-hewan di Indonesia bagian timur mirip dengan hewan Australia. Jenis hewan tipe Australia, antara lain sebagai berikut.
a)      Burung, terdiri atas cenderawasih, kasuari, nuri dan raja udang.
b)      Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
c)      Berbagai jenis serangga.
d)     Berbagai jenis ikan.
e)      Mamalia, terdiri atas kanguru, walabi, beruang, nokdiak (landak Papua), opossum laying (pemanjat berkantung), kuskus, dan kanguru pohon.
f)       Reptilia, terdiri atas buaya, biawak, kadal, dan kura-kura.
3).  Fauna peralihan
Menempati di antara Indonesia timur dan Indonesia barat, misalnya di Sulawesi terdapat kera (fauna Asiatis) dan terdapat kuskus (fauna Australia). Di samping itu terdapat hewan yang tidak didapatkan baik tipe Asiatis maupun tipe Australia. Fauna Indonesia yang tergolong tipe peralihan adalah sebagai berikut.
a)      Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, kuskus, monyet hitam, sapi, banteng, dan kuda.
b)      Reptilia, terdiri atas biawak, komodo, kura-kura, dan buaya.
c)      Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
d)     Berbagai macam burung, terdiri atas maleo, kakaktua, nuri, merpati, burung dewata, dan angsa.
Di antara fauna yang terdapat di wilayah Indonesia bagian tengah terdapat fauna yang khas Indonesia dan tidak dijumpai di daerah lain serta termasuk hewan langka, antara lain anoa (mirip lembu) terdapat di Sulawesi; biawak komodo terdapat di Pulau Komodo, Nusa Tenggara; burung maleo terdapat di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe.
b.  Pembagian Fauna Menurut Weber
Banyak ahli yang melakukan telaah tentang persebaran jenis hewan di Indonesia dengan membuat garis batas yang berbeda-beda. Salah satu ahli adalah Weber, ia menentukan batas dengan imbangan perbandingan hewan Asia dan Australia 50 : 50. Weber menggunakan burung dan hewan menyusui sebagai dasar analisisnya, tetapi tidak setiap binatang yang dijadikan dasar memiliki garis batas yang sama.
Contohnya, hewan melata dan kupu-kupu Asia menembus lebih jauh ke arah timur daripada burung dan siput. Garis batas antara Indonesia bagian barat dengan bagian tengah disebut garis Wallace dan garis batas antara Indonesia bagian timur dengan bagian tengah disebut garis Weber.

Gambar 2.1
Peta Pembagian Wilayah Indonesia Menurut Garis Wallace dan Garis Weber
Keterangan :
Garis Wallace membatasi Fauna Asiatis dengan Fauna Peralihan
Garis Weber membatasi Fauna Australis dengan Fauna Peralihan.

B.  Persebaran Tumbuhan (Flora) di Indonesia
Flora sering diartikan sebagai dunia tumbuh-tumbuhan. Arti flora adalah semua tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu daerah pada zaman tertentu. Keanekaragaman flora Indonesia tergolong tinggi jumlahnya di dunia, jauh lebih tinggi dari flora yang ada di Amerika dan Afrika. Demikian pula jika dibandingkan dengan daerah-daerah yang beriklim sedang dan dingin. Jenis flora yang terdapat di Indonesia secara keseluruhan kurang lebih 25.000 jenis atau lebih dari 10% dari flora dunia. Lumut dan ganggang kurang lebih 35.000 jenis. Tidak kurang dari 40% dari jenis-jenis ini merupakan jenis endemik, atau jenis yang hanya terdapat di Indonesia. Jumlah marga endemik yang ada di Indonesia ada 202 jenis, 59 di antaranya terdapat di Kalimantan.
Dari semua jenis flora yang ada suku anggrek (orchidaceae) merupakan suku yang terbesar. Volume kayu yang bernilai niaga yang terdapat di hutan seperti Kalimantan diperkirakan sebanyak 40 – 400 m3 per hektar. Keanekaragaman hayati Indonesia yang jumlahnya cukup tinggi tersebut, baru sekitar 6.000 spesies tumbuhan, 1.000 spesies hewan, dan 100 spesies jasad renik yang telah diketahui potensinya dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk menunjang kebutuhan hidupnya.
Spesies-spesies asli yang telah berhasil dibudidayakan untuk menjamin kebutuhan pangan kita antara lain adalah padi, tebu dan pisang, untuk kesehatan kunyit dan jahe, serta untuk bahan bangunan adalah bambu dan kayu sungkai. Spesies-spesies pendatang yang sudah diperkenalkan puluhan tahun yang lalu dan merupakan komoditi ekspor penghasil devisa antara lain teh, kopi, tembakau, coklat, dan karet.
Di samping yang telah dibudidayakan, banyak spesies yang telah dimanfaatkan meskipun masih hidup liar di hutan-hutan Indonesia, antara lain tumbuhan obat pasak bumi, kepuh, kedawung, dan temu hitam yang dipanen dari populasi alami. Hutan kita pun dihuni oleh kerabat liar tanaman budi daya seperti durian hutan, rambutan hutan, tengkawang, serta rotan.
Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia dipengaruhi oleh:
1.      Indonesia terletak di kawasan tropik yang mempunyai iklim yang stabil.
2.      Indonesia terletak di antara dua benua yaitu Asia dan Australia, artinya Kepulauan Indonesia dilintasi oleh dua pusat persebaran biota Asia dan Australia.
3.      Luas Kepulauan Indonesia, yang memungkinkan adanya berbagai spesies hewan, dan tumbuhan yang hidup di dalamnya.
1.  Perwilayahan Flora Indonesia
a.         Flora di Daerah Paparan Sahul
Flora di daerah Paparan Sahul adalah flora di daerah Irian Jaya, yang terdiri atas tiga macam, sebagai berikut;
1)      Pohon sagu, pohon nipah, dan mangrove.
2)      Hutan hujan tropik.
3)      Jenis Pemetia Pinnata (motea).
b.      Flora di Daerah Peralihan
Di Sulawesi terdapat 4.222 jenis flora yang berkerabat dekat dengan wilayah lain yang relatif kering di Filipina, Maluku, Nusa Tenggara, dan Jawa. Flora di daerah peralihan yang berada di habitat pantai, dataran rendah dan ultra basis lebih mirip dengan flora Irian dan jenis tumbuhan gunung mirip dengan yang ada di Kalimantan.
Flora Sulawesi menunjukkan percampuran antara Indonesia bagian barat dengan bagian timur. Jenis flora di Sulawesi banyak yang mempunyai kesamaan dengan wilayah kering di Jawa, Maluku, dan Nusa Tenggara, sedangkan flora dataran rendah di Sulawesi banyak yang mirip dengan flora dataran rendah di Papua.
c.       Flora di Daerah Paparan Sunda
Flora di daerah paparan Sunda adalah flora di wilayah Sumatra yang terdiri atas tiga macam, yaitu:
1)      Flora endemik, contoh bunga Rafflesia Arnoldi.
2)      Flora di pantai timur terdiri atas mangrove dan rawa gambut.
3)      Flora di pantai barat terdiri atas bermacam-macam vegetasi di antaranya meranti-merantian, kemuning, rawa gambut, hutan rawa air tawar, dan rotan.
4)      Flora di Kalimantan memiliki kesamaan dengan flora di Sumatra, yaitu hutan hujan tropik, hutan gambut, dan hutan mangrove.

Secara garis besar, pembagian flora Indonesia oleh Prof. C.G.G.J. Van Steenis (1950) adalah seperti pada gambar di bawah. Garis Wallace membatasi antara flora Indonesia bagian barat dengan bagian timur, sedangkan garis Zollinger memberikan batas di Indonesia bagian timur yang mempunyai musim kemarau panjang, yaitu di Kepulauan Nusa Tenggara.
 

Gambar 2.2
Peta perwilayahan flora Indonesia

2.  Persebaran Tumbuhan di Indonesia Berdasarkan Iklim dan Keadaan Daerah
Persebaran tumbuh-tumbuhan menurut lingkungan geografi berdasarkan iklim dan keadaan daerah di Indonesia adalah sebagai berikut.
a.  Hutan Mangrove
Hutan mangrove atau hutan pasang, hutan ini khas bagi daerah pantai tropik, ciri tumbuhan ini mempunyai akar napas yang tergantung dari batang, benih tumbuhan dapat mengapung di air laut selama beberapa bulan, sehingga masih dapat tumbuh setelah terdampar di daratan.
Terdapat gejala vivipari, yaitu perkecambahan biji pada tumbuhan induk. hutan yang tumbuh di pantai yang berlumpur.Hutan ini banyak terdapat di pantai timur Pulau Sumatra dan daerah pantai Kalimantan Tengah, dan Papua, dan sebagian besar daerah pantai di seluruh dunia.
b.  Hutan Lumut (Tundra)
Hutan lumut, terdapat di pegunungan-pegunungan tinggi yang selalu tertutup kabut karena letaknya sangat tinggi dari permukaan laut, sehingga udaranya sangat lembap dan suhunya rendah sekali. Hutan lumut terdiri atas pohon-pohonan yang ditumbuhi dengan lumut, misalnya di pegunungan tinggi di Papua, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa.
c.  Hutan Rawa
Hutan rawa, meliputi daerah yang cukup luas di Indonesia. Hutan rawa air tawar tidak menghasilkan kayu yang baik, tetapi tanahnya dapat dimanfaatkan sebagai tanah pertanian. Hutan rawa gambut dapat menghasilkan kayu, salah satunya ialah kayu ramin. Hutan rawa gambut banyak terdapat di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
d.   Hutan Musim
Terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan memiliki perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali. Jenis hutan ini sering disebut dengan hutan homogen, karena tumbuhannya hanya terdiri atas satu pohon. Hutan ini bercirikan gugurnya daun-daun pada musim kemarau (meranggas). Sebagai contoh ialah hutan jati, cemara, dan pinus. Jenis hutan ini banyak terdapat di Indonesia bagian tengah, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sampai Nusa Tenggara.
 e.   Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis merupakan hutan rimba yang memiliki pohon-pohon yang lebat. Jenis hutan ini banyak terdapat di daerah hutan tropis atau daerah yang mengalami hujan sepanjang tahun. Hutan ini sering disebut dengan hutan heterogen, karena tumbuhannya terdiri bermacam-macam jenis pohon.
Terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim tropis dan dilalui garis khatulistiwa sehingga Indonesia banyak memperoleh sinar matahari sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi.Jenis hutan ini banyak terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua.  
f.   Stepa
Stepa, adalah padang rumput yang cukup luas. Terdapatnya stepa di Indonesia disebabkan curah hujan sudah banyak turun di bagian barat seperti Sumatra dan Jawa Barat, sehingga angin musim yang membawa hujan dari arah Asia sudah kering setelah sampai di daerah ini. padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah hujannya sangat sedikit atau rendah.
Curah hujan yang ada hanya cukup untuk tumbuhnya tumbuh-tumbuhan jenis rumput yang tidak terlalu banyak membutuhkan air. Daerah yang terdapat stepa ini antara lain Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur.
g.  Sabana
Sabana memiliki ciri daerah padang rumput yang luas dengan diselingi adanya pohon-pohon atau semak-semak di sekitarnya. Daerah ini mengalami musim kemarau yang panjang dan bersuhu panas.
Terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana beru- pa padang rumput yang diselingi pepohonan yang bergerombol Di Indonesia terdapat di Nusa Tenggara, Madura, dan di dataran tinggi Gayo (Aceh). Wilayah ini digunakan untuk peternakan, seperti sapi, kuda, dan kambing.